Menu

Mode Gelap
NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan? Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!! Ngaji Burdah syarah Mbah Sholeh Darat  ( 2 ) Ngaji Burdah Syarah Mbah Sholeh Darat ( 2 )

Kabar · 23 Jun 2019 11:21 WIB ·

Kiai Said: Generasi NU Harus Rajin Baca Alqur’an


 Kiai Said: Generasi NU Harus Rajin Baca Alqur’an Perbesar

Ketua Umum PBNU, Kiai Said Aqil Siraj saat memberikan mauidlah di Yayasan Hadziqiyah Nalumsari Jepara.

nujepara.or.id – Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siradj terkejut. Karena tak menduga akan dapat surprise di hari kelahirannya. Surprise itu ia terima saat hadir memberikan mauidlah hasanah dalam rangka akhirus sanah Yayasan Hadziqiyah Nalumsari Jepara yang dipimpin Ketua PCNU Jepara, KH Hayatun Abdullah Handiq pada Jumat (21/6/2019).

Dalam mauidlahnya Kiai Said menyampaikan, yang pertama orang NU, generasi NU harus rajin membaca alqur’an. Kenapa? Di zaman Nabi menjelaskan sayydina Umar masuk islam karena mendengar adiknya membaca alqur’an.

Demikian juga di Nusantara. Prabu Siliwangi yang hendak menyerang islam membatalkan niatnya karena jatuh cinta pada Subanglarang yang sedang membaca Alqur’an.

Lalu oleh kiai Hasanudin atau Syekh Qurok–ulama ber ras tionghoa penyebar islam pertama di Sunda, niat Prabu Siliwangi memperistri Subanglarang disetujui dengan syarat sang prabu membaca syahadat. Dan dari perkawinan mereka lahirlah pangeran Kian Santang yang akhirnya dikenal dengan nama Sunan Rahmat suci yang menyebarkan islam di daerah Pasundan.

Kedua, seperti yang nabi lakukan kepada sahabat-sahabatnya yaitu dengan membekali akhlak. Demikian juga dengan orang NU juga harus berakhlaq yang baik mempunyai prinsip. Tidak bisa dipengaruhi oleh hal-hal yang buruk. “Orang NU juga harus begitu,” tandasnya.

Selanjutnya orang NU juga harus berilmu dan mempunyai skill. Dirinya mencontohkan Rasul memerintahkan agar sahabat Zaid untuk mempelajari bahasa Ibrani. Agar tidak ditipu orang yahudi. “Ke depan perekonomian dunia akan dikuasai china, oleh sebab itu wong NU juga harus bisa bahasa mereka.”

Kiai Said juga mengingatkan akan bahaya perkembangan zaman di mana saat ini sedang terjadi revolusi industri 4.0. Di mana arus informasi yang begitu cepat beredar, khususnya melalui medsos. Padahal belum jelas kebenarannya. Banyak berita bohong beredar. Padahal hal ini sudah diingatkan oleh alqur’an. Medsos juga bisa menghancurkan tali silaturrahmi. Bahkan dalam keluarga sendiri sudah jarang ibu mengelus kepala anaknya tapi lebih banyak ngelus-ngelus hape.

Yang terakhir Kiai Said menyampaikan setelah Rasul menggembleng sahabat-sahabatnya dengan alqur’an, akhlaq, ilmu terakhir Rasul mengajari kearifan atau hikmah. Kearifan ini letaknya ada di hati. Kearifan ini dimiliki oleh orang-orang saleh yang suci hatinya. (munif)

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

NU Peduli Bersama Kemenag Jepara Salurkan Bantuan Bagi Warga Dorang

20 Maret 2024 - 19:56 WIB

Belajar Dari Geomorfologi “Banjir” Eks Selat Muria, Mau Diapakan?

19 Maret 2024 - 13:50 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (2)

18 Maret 2024 - 23:03 WIB

Mbah Dimyathi: Jadi Wali Itu Mudah, Ngaji Lebih Sulit!!

16 Maret 2024 - 23:52 WIB

Sedulur Papat Limo Pancer, Wejangan Ruhani Sunan Kalijaga

15 Maret 2024 - 00:06 WIB

Kisah Raden Kusen, Senopati Terakhir Majapahit Saat Menghadapi Gempuran Demak (1)

13 Maret 2024 - 17:35 WIB

Trending di Headline